Sejarah

Operasi yang pernah dilaksanakan

Operasi Keamanan

  1. Melakukan penumpasan terhadap gerombolan-gerombolan BSA, BR serta DI/TII.
  2. Pengamanan Pemilu tahun 1975
  3. Akhir 1958 Yonif 309 pada gelombang kesatu ditugaskan ke RTP 01/Siliwangi dalam rangka penumpasan gerombolan PRRI.
  4. Pada tahun 1962 dalam Operasi Bratayudha telah menahan sebanyak 732 orang gerombolan DI/TII.
  5. Pada tanggal 01 Agustus 1963 sebanyak 86 orang anggota ditugaskan ke Irian Barat dalam rangka Operasi Trikora.
  6. Pada tahun 1964 sebanyak 99 orang anggota ditugaskan ke Irian Barat.
  7. Pada tahun 1965 melaksanakan penumpasan dan penghancuran G. 30 S/PKI.
  8. Pada tahun 1974 melaksanakan Operasi “KIKIS“ Laksusda Jabar.
  9. Pada tahun 1977 Korem 063/SGJ melaksanakan Prin Ops Sekargatis Nomor: 01/II/1977 dalam rangka pengamanan Pemilu.

Pada tahun 1978 Korem 063/SGJ melaksanakan Ops Panca Sakti Laksus Pangkopkamtip Jabar Nomor: PO.02/KAMDA-JB/IV/1978 tanggal 09 April 1978 Berdasarkan Surat Perintah Pangdam III/Siliwangi Nomor: B/1089/X/1994 tanggal 24 Oktober 1994 Yonif 312/Kh dialihkan aktivitas dari Korem 063/SGJ ke Brigif 15/Kujang Kodam III/Slw.

Operasi Pembangunan

  1. Pada tahun 1958 Ops Bhakti Kebersihan dan Cirebon menjadi Juara kebersihan seluruh Indonesia.
  2. Pada tahun 1969 melaksanakan Field Test Gala Yudha .

Sejak tahun 1980 s.d 2009 di wilayah Korem 063/SGJ telah dilaksanakan Operasi AMD dari MANUNGGAL-1 s.d MANUNGGAL-83.

Operasi Seroja

Penugasan personel Apter TIM-TI:

  • Tahun 1977 berangkat 124 orang
  • Tahun 1979 berangkat 69 orang
  • Tahun 1982 berangkat 10 orang
  • Tahun 1983 berangkat 12 orang
  • Tahun 1984 berangkat 8 orang
  • Tahun 1986 berangkat 5 orang
  • Tahun 1987 berangkat 9 orang
  • Tahun 1988 berangkat 1 orang

Berdasarkan Surat Perintah Pangdam III/Siliwangi Nomor: Sprin/177/I/1985 tanggal 31 Januari 1985 Yonif 312/Kh melaksanakan tugas Operasi Tim-Tim s/d Februari 1988.

Lambang Duaja Korem 063/SGJ

Ukuran dan Warna

  1. Ukuran: 54 x 81 Cm
  2. Warna:
  • Matahari: Emas
  • Gunung: Hijau tua dengan garis perak
  • Air: Perak
  • Daun jati: Emas
  • Daun talas: Perak
  • Huruf: Emas

Nama (Sejarah yang dijadikan dasar)

Nama “SUNAN GUNUNG JATI“, diambil dari ungkapan sejarah pahlawan, baik ditinjau dari keterangan babad yang disebut dengan nama MAULANA SYARIF HIDAYATULLAH sebagai putra ke dua dari Nyi Mas Rara Santang putri Prabu Siliwangi yang dinikahi oleh Sultan Hud Raja Bani Israel maupun dari lembaran sejarah dengan nama FATAHILLAH/PALETEHAN, seorang alim dari Pasai yang diangkat oleh Sultan Demak R. Trenggono sebagai panglima tentara dengan tugas menguasai Jawa Barat.

Namun jasad yang beristirahat di makam Gunug Jati hingga sekarang ini dianggap sebagai pahlawan besar yang menjadi titk keagungan dan kebanggaan rakyat daerah Cirebon. Dan bahkan sekarang ini nama itu disandarkan symbol ikatan antara rakyat dan tentara di daerah Cirebon, tetapi apabila digali kembali riwayat pertumbuhan ketentaraan diawal revolusi dari mulai “BKR – TKR – TRI” hingga sampai kepada TNI tercantum dalam lembaran riwayat ketentaraan, sewaktu Divisi yang diberi nama SUNAN GUNUNG JATI, yang pertama-tama dibentuk pada akhir tahun 1945 di Cirebon.

Nama keramat itu akan menjadi jalinan dari tali yang terpilih di antara rakyat Cirebon, tentara dengan pahlawan sejarahnya dan menjadi ikatan yang kuat dari masa ke masa.

Gambar Lambang

  • Gambar pokok: Gunung, Laut dan Api

Tiga nama tadi adalah tiga dari empat dasar yang merupakan sumber hidup dijagat raya ini, dan khususnya dipakai oleh rakyat Cirebon yang disimpulkan dalam kata turun temurun dengan tiga kata-kata: Manggal-Panjil-Manggup, yang berarti laut, gunung dan matahari, tapsirannya sebagai berikut:

1. Watak Laut Rakyat Cirebon mempunyai watak jembar (luas dalam menghadapi suatu yang berwatak timbal balik, apabila menghadapi seorang yang berlagak sombong akan diterima, dihadapi lebih sombong, sedangkan yang suka merendah diterima dengan lebih rendah lagi).

2. Watak Gunung Arti asli mangup adalah mekar, mengembang, diambil alih dari kata siloka dengan dalil “sebab dan musabab”, mangup timbul sebagai akibat dari daya sinar panasnya api yang menyala.

3. Watak Matahari Biji-bijian akan merupakan benda mati, apabila tak terkena sorotan matahari, yang merupakan/memberi sumber hidup, tak ada gerak yang dinamis kalau tidak ada sesuatu pegangan kepercayaan yang menjiwai segala gerak, setia dan tunduk kepada dasar, kepercayaan adalah watak kesatria.

Gambar Hiasan

  • Daun jati: Lambang kegunaan yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan.
  • Daun talas: Lambang keuletan dan kejayaan yang abadi apabila rumpun talas dipotong sore, maka timbul pagi-pagi pelepah-pelepah baru, sesuai hal ini dengan pepatah jawa “Kena Ing Lara, Ora Kena Ing Pati“ yang artinya dalam situasi sesulit apapun Korem 063/SGJ tetap eksis mempertahankan kedaulatan NKRI.

Kiasan

Teguh sebagai gunung.
Kebijaksanaan yang lepas luas sebagai laut lepas.
Berguna bagi keseluruhan.
Selalu diwahyuni oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam perjuangan sepanjang zaman.